Selasa, 08 November 2011

Maulid Barzanji: (7) Wanita-Wanita yang Menyusui Nabi SAW

Maulid Barzanji: (7) Wanita-Wanita yang Menyusui Nabi SAW
Oleh: Hasan Basri Hambali

وَأَرْضَعَتْهُ أُمُّهُ أَيَّامًا ثُمَّ أَرْضَعَتْهُ ثُوَيْبَةُ الْأَسْلَمِيَّةُ *
Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) disusui oleh ibunya selama beberapa hari, kemudian disusui oleh Tsuwaybah al-Aslamiyyah,

اَلَّتِي أَعْتَقَهَا اَبُو لَهْبٍ حِينَ وَافَتْهُ عِنْدَ مِيلَادِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ بِبُشْرَاه *
yang dimerdekakan oleh Abû Lahab ketika Tsuwaybah mendatanginya membawa kabar gembira perihal kelahiran Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam.

فَأَرْضَعَتْهُ مَعَ ابْنِهَا مَسْرُوحٍ وَأَبِي سَلَمَةَ وَهِيَ بِهِ حَفِيَّة *
Tsuwaybah menyusui Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) bersama dengan anaknya, yaitu Masrûh dan Abû Salamah. Ia sangat menyayangi Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

وَأَرْضَعَتْ قَبْلَهُ حَمْزَةَ الَّذِي حُمِدَ فِي نُصْرَةِ الدِّينِ سُرَاه *
Sebelumnya, ia menyusui Hamzah (Rodhiyallôhu ‘anhu) yang terpuji prilakunya dalam membela agama.

وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْعَثُ اِلَيْهَا مِنَ الْمَدِينَةِ بِصِلَةٍ وَكِسْوَةٍ هِيَ بِهَا حَرِيَّة *
Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam selalu mengirimi nafkah dan pakaian yang layak dari Madinah (ke Mekkah) untuk Tsuwaybah,

إِلَى أَنْ اَوْرَدَ هَيْكَلَهَا رَائِدُ الْمَنُونِ الضَّرِيحَ وَوَارَاه *
[hingga Tsuwaybah meninggal dunia dan tubuhnya tertutup oleh kubur]

قِيلَ عَلَى دِينِ قَوْمِهَا الْفِئَةِ الْجَاهِلِيَّة *
Dikatakan, (bahwa Tsuwaybah meninggal dunia) dalam agama kaumnya, yaitu golongan jahiliyyah.

وَقِيْلَ أَسْلَمَتْ أَثْبَتَ الْخِلَافَ ابْنُ مَنْدَهَ وَحَكَاه *
Dikatakan (dalam pendapat lain) bahwa ia (meninggal) dalam Islam. Ibnu Mandah menetapkan adanya perbedaan pendapat.

ثُمَّ أَرْضَعَتْهُ الْفَتَاةُ حَلِيمَةُ السَّعْدِيَّة *
Kemudian Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) disusui oleh seorang pemudi, yaitu Halîmah as-Sa’diyyah.

وَكَانَ قَدْ رَدَّ كُلُّ الْقَوْمِ ثَدْيَهَا لِفَقْرِهَا وَأَبَاه *
Sungguh susunya telah ditolak oleh seluruh kaum karena kefakirannya.

فَأَخْصَبَ عَيْشُهَا بَعْدَ الْمَحْلِ قَبْلَ الْعَشِيَّة *
Maka setelah mengalami kesulitan, kehidupannya menjadi subur sebelum datang waktu malam.
[Setelah menerima Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam pada siang hari, kehidupan Halîmah berubah menjadi subur sebelum datangnya waktu malam]

وَدَرَّ ثَدْيَاهَا بِدُرِّ دَرٍّ أَلْبَنَهُ الْيَمِينُ مِنْهُمَا وَأَلْبَنَ الْآخَرُ أَخَاه*
Air susunya menjadi subur, putih bersih laksana mutiara. Ia menuyusui Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) dari sebelah kanan, dan menyusui saudara sesusunya dari yang lainnya (sebelah kiri).
[satu riwayat menyebutkan bahwa saudara sesusu Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam adalah ‘Abdullôh bin al-Harts]

وَأَصْبَحَتْ بَعْدَ الْهُزَالِ وَالْفَقْرِ غَنِيَّة *
Halîmah menjadi kaya setelah menderita kelemahan dan kekurangan harta.

وَسَمِنَتِ الشَّارِفُ لَدَيْهَا وَالشِّيَاه *
Unta dan kambing-kambing yang ada padanya menjadi gemuk.

وَانْجَابَ عَنْ جَانِبِهَا كُلُّ مُلِمَّةٍ وَرَزِيَّة *
Dan dari diri Halîmah terbuka semua kesulitan dan musibah.

وَطَرَّزَ السَّعْدُ بُرْدَ عَيْشِهَا الْهَنِيِّ وَوَشَاه *
[Kehidupannya dipenuhi dengan keberkahan]

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam].
ــــــــــــــــــــــــــــــــ
Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy Rohimahullôh).
Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy Rohimahullôh.

Maulid Barzanji: (6) Peristiwa-peristiwa Agung Saat Baginda Nabi SAW Dilahirkan

Maulid Barzanji: (6) Peristiwa-peristiwa Agung Saat Baginda Nabi SAW Dilahirkan
Oleh: Hasan Basri Hambali

وَظَهَرَ عِنْدَ وِلَادَتِهِ خَوَارِقُ وَغَرَائِبُ غَيْبِيَّة *
Pada saat kelahiran Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) nampak beberapa peristiwa yang menyalahi kebiasaan (khowâriq al-‘âdah) dan keanehan-keanehan yang sulit dimengerti oleh akal.

إِرْهَاصًا لِنُبُوَّتِهِ وَإِعْلَامًا بِأَنَّهُ مُخْتَارُ اللهِ تَعَالَى وَمُجْتَبَاه *
Sebagai irhâsh dan pemberitahuan, bahwa ia (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) adalah pilihan Alloh (Subhânahu wa ta’âlâ).



فَزِيْدَتِ السَّمَاءُ حِفْظًا وَرُدَّ عَنْهَا الْمَرَدَةُ وَذَوُ النُّفُوْسِ الشَّيْطَانِيَّة *
Penjagaan langit ditambah, setan-setan pun tertolak dari langit.
[pada mulanya, golongan jin bisa naik sampai ke langit ketujuh, mereka mendengarkan berita-berita gaib yang ditulis dan dibicarakan oleh malaikat, lalu mereka turun ke bumi dan menyampaikan berita-berita tersebut kepada para dukun, kemudian dukun-dukun itu menyampaikan satu berita gaib tersebut disertai dengan seratus berita bohong. Ketika Nabi ‘Îsâ 'Alayhis salâm dilahirkan, jin hanya bisa naik sampai langit keempat, dan ketika Baginda Nabi Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam dilahirkan, jin tidak dapat lagi naik ke langit, namun mereka masih dapat mendekati pintu langit. Pada saat Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam diutus menjadi nabi dan rosul, maka penjagaan pun ditambah oleh Alloh Subhânahu wa ta’âlâ sehingga jin sama sekali tidak dapat mendekati pintu langit]

وَرَجَمَتِ النُجُوْمُ النَّيِّرَاتُ كُلَّ رَجِيْمٍ فِيْ حَالِ مَرْقَاه *
Bintang-bintang melemparkan percikan api kepada setan saat naik ke langit.

وَتَدَلَّتْ إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَنْجُمُ الزُّهْرِيَّة *
Bintang-bintang yang bercahaya mendekati Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam.

وَاسْتَنَارَتْ بِنُوْرِهَا وِهَادُ الْحَرَمِ وَرُبَاه *
Dengan cahaya itu, dataran rendah dan dataran tinggi tanah harom menjadi bercahaya.

وَخَرَجَ مَعَهُ نُوْرٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُوْرُ الشَّامِ الْقَيْصَرِيَّة *
Bersama Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) keluar cahaya yang menyinari gedung-gedung qoyshor Syam.

فَرَآها مَنْ بِبِطَاحِ مَكَّةَ دَارُهُ وَمَغْنَاه *
Cahaya itu terlihat oleh orang-orang yang rumah dan tempat tinggalnya berada di Mekkah.

وَانْصَدَعَ الْإِيْوَانُ بِالْمَدَائِنِ الْكِسْرَوِيَّة *
Gedung îwân yang berada di kota-kota kisrô menjadi terbelah,

الَّذِيْ رَفَعَ أَنُوْشَرْوَانَ سَمْكَهُ وَسَوَّاه *
gedung yang didirikan dan didiami oleh Anusyarwan.

وَسَقَطَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِنْ شُرَّفَاتِهِ الْعُلْوِيَّة *
Empat belas syurfah yang tinggi pun jatuh berguguran.

وَكُسِرَ مُلْكُ كِسْرَى لِهَوْلِ مَا أَصَابَهُ وَعَرَاه *
Dan kerajaan kisrô menjadi rusak karena guncangan yang mengenainya.

وَخَمَدَتِ النِّيرَانُ الْمَعْبُودَةُ بِالْمَمَالِكِ الْفَارِسِيَّة *
Api sesembahan di kerajaan Persia pun padam,

لِطُلُوعِ بَدْرِهِ الْمُنِيْرِ وَإِشْرِاقِ مُحَيَّاه *
karena terbitnya cahaya Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) laksana bulan purnama yang bersinar, dan cahaya wajahnya (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

وَغَاضَتْ بُحَيْرَةُ سَاوَةَ وَكَانَتْ بَيْنَ هَمَذَانَ وَقُمٍّ مِنَ الْبِلَادِ الْعَجَمِيَّة *
Perairan sâwah menjadi kering, perairan itu berada di antara wilayah Hamadzân dan Qumm, yaitu nama sebuah negeri di daerah ‘ajam.

وَجَفَّتْ اِذْ كَفَّ وَاكِفُ مَوْجِهَا الثَّجَّاجِ يَنَابِيعُ هَاتِيكَ الْمِيَاه *
Sumber air pada perairan tersebut menjadi kering, karena tetesan airnya berhenti.

وَفَاضَ وَادِى سَمَاوَةَ وَهِيَ مَفَازَةٌ فِي فَلَاةٍ وَبَرِيَّة*
Jurang samâwah penuh dengan air, jurang ini berada di tempat kering yang biasanya tidak ada air.

لَمْ يَكُنْ بِهَا مِنْ قَبْلُ يَنْقَعُ لِلظِّمَاءِ اللَّهَاه *
Sebelumnya, di jurang ini tidak pernah ada air untuk menghilangkan rasa haus.

وَكَانَ مَوْلِدُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَوْضِعِ الْمَعْرُوفِ بِالْعِرَاصِ الْمَكِيَّة *
Kelahiran Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam terjadi di tempat yang dikenal dengan daerah Mekkah,

وَالْبَلَدِ الَّذِي لَا يُعْضَدُ شَجَرُهُ وَلَا يُخْتَلَى خَلَاه *
yaitu negeri yang pepohonan dan tumbuh-tumbuhannya tidak pernah dipotong.

وَاخْتُلِفَ فِي عَامِ وِلَادَتِهِ وَفِي شَهْرِهَا وَفِي يَوْمِهَا عَلَى أَقْوَالٍ لِلْعُلَمَاءِ مَرْوِيَّة*
Terdapat perbedaan mengenai tahun, bulan, dan hari kelahiran Baginda Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) atas beberapa pendapat ulama yang diriwayatkan.

وَالرَّاجِحُ أَنَّهَا قُبَيْلَ فَجْرٍ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ ثَانِي عَشَرِ  شَهْرِ رَبِيعِ الْأَوَّلِ مِنْ عَامِ الْفِيلِ الَّذِي صَدَّهُ اللهُ عَنِ الْحَرَمِ وَحَمَاه *
Menurut pendapat yang kuat, bahwa kelahiran itu terjadi sebelum fajar pada hari Senin tanggal dua belas Robî’ al-Awwal tahun gajah, yaitu tahun dimana Alloh mencegah pasukan gajah memasuki tanah harom, dan Alloh memelihara tanah harom.

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam].
ــــــــــــــــــــــــــــــــ
Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy Rohimahullôh).

Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy Rohimahullôh.

Maulid Barzanji: (5) Baginda Nabi SAW Saat Dilahirkan

Maulid Barzanji: (5) Baginda Nabi SAW Saat Dilahirkan
Oleh: Hasan Basri Hambali

وَبَرَزَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى الْأَرْضِ رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ الْعَلِيَّة *
Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam keluar (dari rahim ibunya) dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas tanah, mengangkat kepalanya (memandang) langit yang tinggi.

مُوْمِيًا بِذَلِكَ الرَّفْعِ إِلَى سُوْدَدِهِ وَعُلَاه *
Dengan mengangkat kepala tersebut menunjukkan isyarat akan kepemimpinannya (atas seluruh makhluk) dan keluhurannya dalam kesempurnaan,

وَمُشِيْرًا إِلَى رِفْعَةِ قَدَرِهِ عَلَى سَائِرِ الْبَرِيَّة *
dan isyarat akan ketinggian pangkatnya atas seluruh makhluk,

وَأَنَّهُ الْحَبِيْبُ الَّذِىْ حَسُنَتْ طِبَاعُهُ وَسَجَايَاه *
dan sesungguhnya ia adalah kekasih (Alloh) yang baik watak dan sifat-sifat fisiknya.

وَدَعَتْ أُمُّهُ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ وَهُوَ يَطُوْفُ بِهَاتِيْكَ الْبَنِيَّة *
Ibunya memanggil ‘Abdul Muththolib yang sedang mengelilingi bangunan (ka’bah) itu.

فَأَقْبَلَ مُسْرِعًا وَنَظَرَ إِلَيْهِ وَبَلَغَ مِنَ السُّرُوْرِ مُنَاه *
Maka ia segera menghadap, (lalu) ia melihat Muhammad (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam), ia pun mendapat kebahagiaan yang tak terhingga.

وَأَدْخَلَهُ الْكَعْبَةَ الْغَرَّاءَ وَقَامَ يَدْعُوْ بِخُلُوْصِ النِّيَّة *
‘Abdul Muththolib membawa Muhammad (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) masuk ke dalam ka’bah yang mulia dan ia bedo’a dengan niat yang ikhlas.

وَيَشْكُرُ اللهَ تَعَالَى عَلَى مَا مَنَّ بِهِ عَلَيْهِ وَأَعْطَاه *
Ia bersyukur kepada Alloh atas nikmat dan karunianya.

وَوُلِدَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظِيْفًا مَخْتُوْنًا مَقْطُوْعَ السُّرَّةِ بِيَدِ الْقُدْرَةِ الْإِلهِيَّه *
Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam dilahirkan dalam keadaan bersih, telah dikhitan, telah dipotong tali pusernya oleh kekuasaan Alloh.

طَيِّبًا دَهِيْنًا مَكْحُوْلَةً بِكُحْلِ الْعِنَايَةِ عَيْنَاه *
Wangi tubuhnya, kedua matanya memakai celak.

وَقِيْلَ خَتَنَهُ جَدُّهُ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ بَعْدَ سَبْعِ لَيَالٍ سَوِيَّة *
Dikatakan, bahwa Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) dikhitan oleh kakeknya ‘Abdul Muththolib setelah sempurna berusia tujuh malam.

وَأَوْلَمَ وَأَطْعَمَ وَسَمَّاهُ مُحَمَّدًا وَأَكْرَمَ مَثْوَاه *
Ia melaksanakan walimah, mengadakan jamuan makan, menamainya Muhammad, dan memuliakan martabat Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam].
ــــــــــــــــــــــــــــــــ

Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy).

Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy.

Jumat, 04 November 2011

Maulid Barzanji: (4) Kelahiran Baginda Nabi SAW

Maulid Barzanji: (4) Kelahiran Baginda Nabi SAW
Oleh : Hasan Basri Hambali

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْأَقْوَالِ الْمَرْوِيَّة *
Ketika usia Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) dalam kandungan telah sempurna dua bulan, menurut pendapat yang paling masyhur,

تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُالله *
ayahnya, yaitu ‘Abdullôh, wafat di Madinah al-Munawwaroh.

وَكَانَ قَدِ اجْتَازَ بِأَخْوَالِهِ بَنِيْ عَدِيٍّ مِنَ الطَّائِفَةِ النَّجَّارِيَّة *
‘Abdullôh telah melalui kota Madinah, ia tinggal bersama paman-paman (ayahnya), yaitu Banî ‘Adiy dari golongan Najjariyyah.

وَمَكَثَ فِيْهِمْ شَهْرًا سَقِيْمًا يُعَانُوْنَ سُقْمَهُ وَشَكْوَاه *
Ia tinggal bersama mereka selama satu bulan penuh dalam keadaan sakit, mereka sibuk, ia tidak bercerita tentang sakitnya.

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَى الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّة *
Ketika usia Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) dalam kandungan, menurt pendapat yang kuat, telah sempurna sembilan bulan qomariyyah,

وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاه *
dan telah dekat waktu hilangnya rasa haus.
[Rosululloh Shollallôhu ‘alayhi wa sallam diserupakan dengan air, dalam hal keduanya menjadi sebab adanya kehidupan. Rosululloh Shollallôhu ‘alayhi wa sallam sebagai sebab hidupnya agama, sedangkan air adalah sebab adanya kehidupan bagi makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan]

حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِيْ نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّة *
Pada hari kelahirannya yang mulia, hadir kepada ibunya Sayyidah Âsiyah dan Sayyidah Maryam disertai oleh para bidadari dari surga.

وَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ فَوَلَدَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاه *
Bayi Mulia bergerak dalam rahim Sayyidah Âminah, maka ia pun melahirkan Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam, cahayanya menyinari timur dan barat.

وَمُحَيًّا كَالشَّمْسِ مِنْكَ مُضِيْءٌ ... أَسْفَرَتْ عَنْهُ لَيْلَةٌ غَرَّاءُ
Wajah (Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) laksana matahari yang menyinari, membuka malam yang bersinar

لَيْلَةُ الْمَوْلِدِ الَّذِيْ كَانَتْ لِلدِّ ... يْنِ سُرُوْرٌ بِيَوْمِهِ وَازْدِهَاءُ
Malam kelahirannya menjadi hari kegembiraan bagi agama dan bertambahnya keagungan.

يَوْمَ نَالَتْ بِوَضْعِهِ ابْنَةُ وَهْبٍ ... مِنْ فَخَارٍ مَا لَمْ تَنَلْهُ النِّسَاءُ
Yaitu hari, Puteri Wahb memperoleh keluhuran yang tidak diperoleh oleh wanita-wanita lain, dengan melahirkan (Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

وَأَتَتْ قَوْمَهَا بِأَفْضَلَ مِمَّا ... حَمَلَتْ قَبْلُ مَرْيَمُ الْعَذْرَاءُ
Sayyidah Âminah membawa kepada kaumnya (Baginda Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) yang lebih mulia dari yang sebelumnya dikandung oleh Sayyidah Maryam yang perawan (yaitu Nabi ‘Îsâ 'Alayhis salâm).

مَوْلِدٌ كَانَ مِنْهُ فِيْ طَالِعِ الْكُفْ... رِ وَبَالٌ عَلَيْهِمْ وَوَبَاءُ
Kelahiran (Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) menjadi bahaya bagi orang-orang kafir.

وَتَوَالَتْ بُشْرَى الْهَوَاتِفِ أَنْ قَدْ ... وُلِدَ الْمُصْطَفَى وَحَقَّ الْهَنَاءُ
Berita dari hatif pun tidak berhenti, bahwa Baginda yang terpilih (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) telah dilahirkan, dan kebahagiaan pun menjadi nyata.

هَذَا وَقَدِ اسْتَحْسَنَ الْقِيَامَ عِنْدَ ذِكْرِ مَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ أَئِمَّةٌ ذَوُوْ رِوَايَةٍ وَرَوِيَّه *
Pahamilah hal ini, para ulama yang mempunyai riwayah memandang baik (istihsân) untuk berdiri ketika menceritakan kelahiran Baginda Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) yang mulia.

فَطُوْبَى لِمَنْ كَانَ تَعْظِيْمَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَايَةُ مَرَامِهِ وَمَرْمَاهُ *
Kebaikan yang berlimpah bagi orang yang ujung pencarian dan tujuannya adalah mengagungkan Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam.

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam].
ــــــــــــــــــــــــــــــــ

Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy).

Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy.

Maulid Barzanji: (3) Berita Kelahiran Nabi SAW

Maulid Barzanji: (3) Berita Kelahiran Nabi SAW
Oleh: Hasan Basri Hambali

وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّة *
Ketika Alloh Yang Maha Suci berkehendak mengeluarkan hakikat Muhammad (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

وَإِظْهَارَهُ جِسْمًا وَرُوْحًا بِصُوْرَتِهِ وَمَعْنَاه *
Melahirkannya secara jism dan ruh dengan bentuk fisik dan maknanya (sifat-sifat batin).

نَقَلَهُ إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّة *
Alloh memindahkan cahaya kenabian (dari ‘Abdullôh) ke rahim Âminah az-Zuhriyyah.

وَخَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاه *
Alloh Yang Maha Dekat Yang Maha Memenuhi Do’a memilih Âminah untuk menjadi Ibu bagi makhluk terpilih (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

وَنُوْدِيَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّة *
Di langit dan di bumi diserukan, bahwa Âminah mengandung cahaya (Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

وَصَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ نَسِيْمِ صِبَاه *
Setiap yang rindu merindukan bertiupnya angin.
[bertiupnya angin: maksudnya berita tentang kelahiran Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam yang akan membawa kegembiraan].

وَكُسِيَتِ الْأَرْضُ بَعْدَ طُوْلِ جَدْبِهَا مِنَ النَّبَاتِ حُلَلًا سُنْدُسِيَّة *
Setelah lama kekeringan, bumi pun dikenakan pakaian-pakaian dari sutra berupa pepohonan.

وَأَيْنَعَتِ الثِّمَارُ وَأَدْنَى الشَّجَرُ لِلْجَانِيْ جَنَاه *
Buah-buahan pun matang, pepohonan pun mendekati orang yang akan memetiknya.

وَنَطَقَتْ بِحَمْلِهِ كُلُّ دَابَّةٍ بِفِصَاحِ الْأَلْسُنِ الْعَرَبِيَّة *
Setiap hewan milik suku Quraysy berbicara tentang kelahirannya (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) dengan bahasa Arab yang fasih.

وَخَرَّتِ الْأَسِرَّةُ وَالْأَصْنَامُ عَلَى الْوُجُوْهِ وَالْأَفْوَاه *
Singgasana raja dan berhala-berhala pun tersungkur ke wajah dan mulut mereka.

وَتَبَاشَرَتْ وُحُوْشُ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ وَدَوَابُّهَا الْبَحْرِيَّة *
Hewan-hewan di timur dan di barat, dan binatang-binatang laut saling memberi kabar gembira.

وَاحْتَسَتِ الْعَوَالِمُ مِنَ الشُرُوْرِ كَأْسَ حُمَيَّاه *
Makhluk-makhluk Alloh meminum arak kebahagiaan.
[Maksudnya: makhluk-makhluk Alloh merasa gembira dan bahagia dengan berita kehadiran Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam].

وَبُشِّرَتِ الْجِنُّ بِإِظْلَالِ زَمَنِهِ وَانْتَهَكَتِ الْكَهَانَةُ وَرَهِبَتِ الرُّهْبَانِيَّة *
Jin diberi kabar gembira perihal telah dekatnya waktu kelahiran (Baginda Rosululloh Shollallôhu ‘alayhi wa sallam), perdukunan pun batal, dan kerahiban pun menjadi samar.

وَلَهِجَ بِخَبَرِهِ كُلُّ حِبْرٍ خَبِيْرٍ وَفِيْ حُلَا حُسْنِهِ تَاه *
Setiap orang pandai yang menguasai kitab-kitab samawi terdahulu banyak membicarakan berita tentang Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam), mereka bingung dengan sifat-sifat Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) yang indah.

وَاُتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهَا إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَخَيْرِ الْبَرِيَّة *
Ibunda Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) didatangi oleh seseorang pada saat ia tidur, dikatakan padanya, bahwa engkau sedang mengandung Baginda seluruh alam dan sebaik-baiknya makhluk.

فَسَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ عُقْبَاه *
Jika engkau melahirkannya, berilah ia nama Muhammad, karena nanti ia akan menjadi pribadi terpuji.

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam.]
ــــــــــــــــــــــــــــــــ

Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy).

Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy.

Maulid Barzanji: (2) Nasab Baginda Nabi Muhammad SAW

Maulid Barzanji: (2) Nasab Baginda Nabi Muhammad SAW
Oleh: Hasan Basri Hambali

وَبَعْدُ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ حَمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّة *
Setelah itu, aku berkata bahwa Baginda adalah Muhammad putera Abdullôh, putera 'Abdul Muththolib, namanya adalah Syaybah al-Hamd, (ia memiliki) hal-hal luhur yang terpuji.

اِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يُنْتَمَى الْإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاه *
Putera Hâsyim, namanya adalah 'Amr, putera 'Abdu Manâf, namanya adalah al-Mughîroh, yang dinisbatkan pada keluhurannya.
[al-Mughîroh adalah kakek ketiga bagi Baginda Nabi Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam, kakek keempat bagi Sayyidina ‘Utsmân Rodhiyallôhu ‘anhu, dan kakek kesembilan bagi Imam Syâfi’iy Rohimahullôh]

اِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلَادِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّة *
Putera Qushoy, namanya adalah Mujammi', dinamai Qushoy karena ia berada jauh dari keluarganya di daerah Qudhô’ah yang jauh (dari Mekkah).

إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاه *
Hingga ia (Qushoy) dikembalikan oleh Alloh Yang Maha Suci ke tanah harom (Mekkah) yang mulia, Alloh memelihara tanah harom (Mekkah).

اِبْنِ كِلَابٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ بْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّة *
Putera Kilâb, namanya adalah Hakîm, putera Murroh, putera Ka’b, putera Lu`ayy, putera Ghôlib, putera Fihr, namanya adalah Quraysy, kepadanya (Quraysy) golongan Quraysy dinisbatkan.

وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاه *
Di atas Fihr adalah bangsa Kinânah, sebagaimana kebanyakan ulama condong dan ridho.

اِبْنِ مَالِكِ بْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ إِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّة *
Putera Mâlik, putera an-Nadhr, putera Kinânah, putera Khuzaymah, putera Mudrikah, putera Ilyâs, dia (Ilyâs) adalah manusia pertama yang menyembelih unta untuk daerah tanah harom.
[tanah harom: maksudnya adalah baytullôh al-Harôm]

وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاه *
Terdengar pada tulang punggungnya (Ilyâs): Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam berdzikir dan bertalbiyah kepada Alloh Yang Maha Luhur.

اِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهَذَا سِلْكٌ نَظَّمَتْ فَرَائِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ السَّنِيَّة *
Putera Mudhor, putera Nizâr, putera Ma’add, putera ‘Adnân, (nasab) ini adalah kalung yang mutiaranya disusun oleh ujung jari hadits-hadits yang luhur.
[hadits-hadits yang luhur: maksudnya hadits-hadits shohîh]

وَرَفْعُهُ إِلَى الْخَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ أَمْسَكَ عَنْهُ الشَّارِعُ وَأَبَاه *
Meneruskan nasab sampai kepada al-kholîl (kekasih Alloh) Ibrôhîm itu dilarang dan tidak disukai oleh pembuat hukum (Syâri’).
[Pembuat hukum (Syâri’): maksudnya adalah Baginda Nabi Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam, Beliau adalah Syâri’ majâziy, dan Alloh Subhânahu wa ta’âlâ adalah Syâri’ haqiqiy]

وَعَدْنَانُ بِلَا رَيْبٍ عِنْدَ ذَوِي الْعُلُوْمِ النَّسَبِيَّة *
‘Adnân, tidak ada keraguan menurut para ulama yang menguasai ilmu-ilmu nasab,

إِلَى الذَّبِيْحِ إِسْمَاعِيْلَ نِسْبَتُهُ وَمُنْتَمَاه *
nasab-nya sampai kepada adz-Dzabîh (yang pernah akan disembelih), yaitu Ismâ’il ('Alayhis salâm).

فَأَعْظِمْ بِهِ مِنْ عِقْدٍ تَأَلَّقَتْ كَوَاكِبُهُ الدُّرِّيَّة *
Betapa agungnya nasab ini, laksana kalung mutiara yang bersinar seperti bintang yang menerangi.

وَكَيْفَ لَا وَالسَّيِّدُ الْأَكْرَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسِطَتُهُ الْمُنْتَقَاه *
Bagaimana tidak, Baginda yang paling mulia Shollallôhu ‘alayhi wa sallam, terpilih sebagai mutiara terindah yang berada di tengah-tengah kalung tersebut.

نَسَبٌ تَحْسِبُ الْعُلَى بِحُلَاهُ *** قَلَّدَتْهَا نُجُوْمَهَا الْجَوْزَاءُ
[Makna bait ini: Nasab baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam sampai kepada ‘Adnân, dipandang telah mencapai keluhuran, seperti bintang-bintang yang bersinar dan memberi petunjuk dengan sinarnya].

حَبَّذَا عِقْدُ سُوْدَدٍ وَفَخَارٍ *** أَنْتَ فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ
[Makna bait ini: Aku memuji nasab Baginda Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam yang tersusun dari untaian mutiara, yang mengalahkan nasab-nasab lain dalam keluhuran yang sempurna].

وَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ نَسَبٍ طَهَّرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّة *
Betapa mulia nasab ini, nasab yang disucikan oleh Alloh Yang Maha Luhur dari perzinaan jâhiliyyah.

أَوْرَدَ الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ وَارِدَهُ فِيْ مَوْرِدِهِ الْهَنِيِّ وَرَوَاه *
Zayn al-‘Irôqiy menyebutkan adanya hadits tentang nasab ini pada kitab karangannya yang indah, dan ia mengutip hadits tersebut (dari ulama yang lain).
[Zayn al-‘Irôqiy: adalah Zaynuddîn al-‘Irôqiy penulis Kitab Alfiyyah an-Nasab]

حَفِظَ الْإِلهُ كَرَامَةً لِمُحَمَّدٍ *** آبَاءَهُ الْأَمْجَادَ صَوْنًا لِاسْمِهِ
Alloh memelihara nenek moyang Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) yang mulia, karena memuliakan Muhammad (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam), dan karena memelihara nama Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

تَرَكُوا السِّفَاحَ فَلَمْ يُصِبْهُمْ عَارُهُ *** مِنْ آدَمٍ وَإِلَى أَبِيْهِ وَأُمِّهِ
Mereka tidak melakukan zina, mereka tidak dikenai kenistaan zina, dari Âdam ('Alayhis salâm) sampai kepada ayah dan ibunya Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).

سَرَاةٌ سَرَى نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّة *
(Mereka adalah) pemimpin mulia, cahaya kenabian berjalan pada garis-garis dahi mereka yang indah.

وَبَدَرَ بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَابْنِهِ عَبْدِ الله *
Cahaya (Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) laksana bulan purnama, nampak jelas pada dahi kakeknya yaitu ‘Abdul Muththolib, dan puteranya yaitu ‘Abdullôh.

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam.]
ــــــــــــــــــــــــــــــــ

Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy).

Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy.

Maulid Barzanji: (1) Muqoddimah

Maulid Barzanji: (1) Muqoddimah
Oleh: Hasan Basri Hambali

{اَلْجَنَّةُ وَنَعِيمُهَا سَعْدٌ لِمَنْ يُصَلِّي وَيُسَلِّمُ وَيُبَارِكُ عَلَيْه}
{Surga dan kenikmatannya adalah kebahagiaan bagi orang yang menyanjungkan sholawat, salam dan keberkahan baginya (Baginda Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam)}.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dalam nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

أَبْتَدِئُ الْإِمْلَاءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّة *
Aku mulai penyampaian (kitab maulid ini) dengan menyebut Dzat Yang Maha Luhur.

مُسْتَدِرًّا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلَاه *
Dengan mengharap limpahan kucuran berkah atas karunia dan nikmat-Nya padaku.

وَأُثَنِّيْ بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّة *
Kedua, aku mulai dengan pujian. Sumber-sumber pujian itu mudah tanpa ada kepayahan.

مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيْلِ مَطَايَاه *
(Aku memuji) dengan menunggangi unta-unta syukur yang indah.
[Maknanya: aku memuji kepada Alloh Subhânahu wa ta’âlâ dengan bersyukur kepada-Nya]

وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَالْأَوَّلِيَّة *
Aku memohonkan rohmat dan kehormatan bagi (pemilik) cahaya yang memiliki sifat terdahulu dan awal.

الْمُنْتَقِلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيْمَةِ وَالْجِبَاه *
Yang berpindah-pindah pada wajah dan dahi yang mulia.

وَأَسْتَمْنِحُ اللهَ تَعَالَى رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّة *
Aku memohon pemberian Alloh Yang Maha Luhur berupa keridhoan yang dikhusukan untuk ahlul bayt Nabi yang suci.

وَيَعُمُّ الصَّحَابَةَ وَالْأَتْبَاعَ وَمَنْ وَالَاه *
Dan melimpahkan (keridhoan) kepada para sahabat Nabi, para pengikut (tâbi’în), dan orang-orang yang memuliakan dan mencintai Nabi.

وَأَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً لِسُلُوْكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّة *
Aku memohon pemberian-Nya berupa petunjuk untuk menempuh jalan-jalan (hukum-hukum syari’at) yang jelas dan tidak ada kesamaran.

وَحِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ فِيْ خِطَطِ الْخَطَأِ وَخُطَاه *
Aku memohon pemeliharaan dari kesesatan dalam tempat-tempat dan langkah-langkah salah.

وَأَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيْفِ بُرُوْدًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّة *
Aku menyebarkan kisah maulid Nabi Mulia sebagai pakaian yang baik dan sempurna.

نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ الشَّرِيْفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلَاه *
Dengan menghimpun nasab mulia sebagai mutiara yang dihiasi oleh hiasan-hiasan bagi para pendengar (yang hadir di majelis maulid).

وَأَسْتَعِيْنُ بِحَوْلِ اللهِ تَعَالَى وَقُوَّتِهِ الْقَوِيَّة *
Aku memohon pertolongan dengan kekuasaan Alloh Yang Maha Luhur dan kekuatan-Nya yang sempurna.

فَإِنَّهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله *
Karena sesungguhnya tidak ada daya upaya (untuk menghindari maksiat) dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ketaatan) kecuali dengan (pemeliharaan dan pertolongan) Alloh.

[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
Wahai Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat dan salam.
ــــــــــــــــــــــــــــــــ

Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy).

Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy.

ShoutMix chat widget
Dapatkan Buku Tamu Seperti Ini di